Saturday, 2 February 2008

Sumber: http://www.dakta.com/detail_dt1.php?id=728

Malaysia melarang beredarnya 11 buku karena dicurigai memberikan penafsiran yang keliru tentang Islam, seperti dengan menghubungkan agama dengan terorisme dan menyebutkan perlakuan buruk terhadap wanita dalam Islam, demikian menurut seorang pejabat Rabu (30/1).

Pemerintah memerintahkan buku-buku itu — sebagian besar diedarkan oleh para penerbit AS — agar dimasukkan dalam daftar hitam pada awal bulan ini "karena tulisannya tidak segaris dengan apa yang disebut Islam versi Malaysia," kata Che Din Yusoh, seorang pejabat di unit pengawas penerbitan Kementerian Keamanan Dalam Negeri.

"Beberapa di antara buku tersebut menyesatkan atau penafsirannya tentang Islam salah, seperti menyamakan Islam dengan terorisme ... atau mengatakan Islam memperlakukan kaum wanita rendah," katanya. "Sekali anda menjelaskan sesuatu dengan tidak benar, maka selamanya itu tidak akan benar."

Buku-buku yang terlarang itu meliputi delapan dalam Bahasa Inggris, seperti The Two Faces of Islam: Saudi Fundamentalism and its Role inTerrorism; Secrets of the Quran: Revealing Insights Into Islam's Holy Book dan Women in Islam. Ada tiga buku lainnya yang ditulis dalam bahasa Melayu Malaysia.

    Sedikit kita bercermin tentang dunia penerbitan di Indonesia, terlepas dari min plus yang         mereka katakan sebagai era reformasi, diamana semuanya serba terbuka dan bebas,             termasuk juga dalam penrbitan buku2 kita, kita lihat buku sepilis dimana2. Sebagai contoh     adalah tahun 2006 kemarin, diamana pesantren2 dan lembaga pendidikan banyak di suplai     buku2 dari luar yang, bisa dipastikan keluar dari mainstream Islam, Hermeunatika Al-qur'an     karangan Syahrun yang belakang im tahu sudah di counter 19 buku lebih oleh Ulama'             Syiriah sendiri, seluruh terbitan Paramadina dan banyak juga artikel2 begok lainnya.             Semua itu menunjukan sebenarnya lemahnya negara kita dalam melindungi pendidikan         dan kultur bangsa sendiri.Semua itu di tutupi dengan jargon2 globalisasi, HAM, kebebasan     berpikir, pers dan lainnya, hemmmm cpek dehhh.

1 comments:

  1. tapi nda apa-apa.....mungkin ini tahapannya menuju kejayaan Islam......

    ReplyDelete