Tuesday, 29 May 2012

Kalau dulu Umar bin Khathab menganjurkan agar anak-anak kita diajari menunggang kuda maka untuk zaman sekarang rasanya juga pantas kita mengajari generasi selanjutnya untuk menaiki alat transportasi lainnya, seperti Honda Mega Pro mungkin.
Nah, sebagai anak terakhir im termasuk pihak paling bontot yang mendapat ‘jatah’ tunggangan kuda besi itu. Sebenarnya bukan im yang mengawali untuk meminta, justru naluri momy im lah yang pertama kali menawarkan sepeda motor untuk kuliah, mengajar or keperluan lain. Padahal dalam hati ‘sempet’ untuk punya motor dengan uang sendiri, paling tidak 50% ortu ikut andil.
Hari-hari sebelumnya im sudah sering dibawakan oleh brosur tarif kredit dari beberapa dealer dan penyedia pinjaman. Salah satunya dari Kurnia Kasih, dealer yang sudah mengambil keuntungan dari 3 motor yang dibeli ortu; Karisma, Vario dan Beat. Dan canggihnya lagi ternyata dealer tersebut meyediakan potongan hingga 1 jetong bagi guru yang ingin membeli di sana. Incaran pertama pun dealer langganan yang bertempat di bilangan kebon jeruk (bukan jakarta), 100 meter lebih dari pertigaan Ampel-Kaliwungu. Pagi hari im menuju TKP sembari menunggu ortu yang lagi menikmati tahu kupat rekomendasi temen momy, sempet disapa beberapa sales perempuan yang sengaja mendatangiku yang tengah nyantai di parkir halaman. Dan ternyata benar antar ortu dan mbak-mbak itu sudah ada beberapa obrolan karena salah satu di antara mereka tahu nama babaku. Sebenarnya si mbak itu pengen im kacangin dan bilang bahwa dia seperti Carissa Putri di film AAC yang ga pake jilbab.
Beberapa unit motor dengan merek Mega Pro diperlihatkan, ‘unit yang ada berwarna hitam dan merah, mas’, im pun bertanya apakah ada Mega Pro keluaran tahun sebelumnya, karena jujur model yang sekarang bagi im dan ternyata diiyakan oleh baba merupakan model yang terlalu norak bagi kami yang, low profile :P. Body depan Mega Pro terbaru (2012) terlalu besar mengembang, terlebih dengan motif runcing, image monster atau anak jalanan sedikit terasa ada. Jadinya im dan baba bertolak dari Ampel ke Boyolali.
Memburu Mega Pro keluaran 2007-2010 im mendatangi Adnan Motor, showroom jual-beli mobil bekas yang pemiliknya kebetulan satu kantor dengan baba, tapi nihil beliau tidak mempunyai stok kecuali setelah beberapa belas menit dia sedang menego Mega Pro dengan plat AB, Jogjakarta. Hal itu yang membuat baba malas, disamping pajaknya harus ke Jogja barang yang seharusnya ada untuk disurvey ternyata tak kunjung datang. Akhirnya kami ke tempat adiknya Cahya Motor, di tempat itu kami diinformasikan bahwa yang bersangkutan mempunyai stok Mega Pro akan tetapi belum siap di-showroom-kan.
Ikhtiar terakhir adalah Star Motor, ada beberapa motor yang dilaunching di showroom, tak terkecuali Tiger dan Vixion, dua-duanya motor cowok dengan menggunakan gigi berkopling. Tapi bukan berarti Star Motor tidak mempunyai stok Mega Pro, karena ketika kami tanya mereka mengaku bahwa kalau memang im dan baba mendekati minat membeli mereka berani mendatangkan barangnya. Motor andalan honda yang mempunyai pangsa pasar bagus pun datang, Mega Pro-2009 (iya second, yg penting enjoy) dengna warna hitam, rodanya jeruji bukan racing.
Nah, di tempat inilah im belajar bagaimana kita mengenali motor second. Ok deh kita berbagi; 1. Biasanya beberapa merek motor tertentu mepunyai karakteristik khusus, dan itu artinya tidak menutup kemungkinan ciri khusus itulah yang harus kita perhatikan rusak atau tidaknya. Untuk Mega Pro sendiri rata-rata pemakaian sekian tahun kran tangki bensinnya bocor, tapi syukur motor yang depan im tampaknya terlihat mulutssss. 2. Jarak Km, kita juga kudu tau seberapa jauh/sering motor ini digunakan, dan hal ini bisa kita ketahui dengan speedo meter, semakin sedikit angka Km-nya semakin menandakan motor ini jarang dipakai, dan ini malah bagus, berbeda dengan otak, semakin jarang semakin tidak bagus. Tapi hati-hati ini tidak lantas dijadikan ukuran paten, karena kalau saja si empu motor bandel speedometer itu bsia dinonaktifkan sehingga memotong indeks berpa Km motor ini telah menjelajah jalanan. 3. Yang punya siapa?, motor yang diapakai oleh anak muda akan berbeda dengan yang digunakan orang tua, dimana ia tinggal, apakah di daerah yang jalannya menanjak tanpa aspal dll. 4. Usahakan bila membeli ajak orang yang paham tentang mesin atau minimal orang yang sudah terbiasa dengan karakteristik motor yang ingin kita beli. 5. Nah, kalau masalah harga, googling aja, biasanya jual-beli bekas person to person lebih selamet dan lebih miring ketimbang person to dealer/showroom, intinya semakin sedikit pihak yang terlibat semakin uang kita sedikit dikeluarkan.
Akhirnya, Mega Pro-2009 itu im ambil dengan bandrol harga 14.750.ooo, untuk ukuran tahun 2012 ini harga seperti itu masih tergolong tinggi, tapi wajar. Im bilang tinggi karena tahun 2010 yang lalu temen im pernah menjual motornya hanya dengan 14 jt, seharusnya untuk dua tahun setelahnya harga tersebut sudah bisa turun barang berapa ratus ribu atau berapa juta rupiah. Tergolong wajar karena memang motor yang satu itu mempunya pasar yang sukses, rata-rta bila kondisi bagus Mega Pro tersebut memang mempunyai harga pasar 14-15 jt. Wisss, ala kulli hal semoga berkah dan bermanfaat, kalau saja kaki nanti dimintai pertanggungjawaban kemana ia melangkah, semoga roda-roda Mega Pro nanti juga turut menjadi saksi plus menjadi motivasi agar keberadaannya selalu untuk kebaikan. Dan untuk im, selamat menyelaraskan antara kopling dengan gas :D).

0 comments:

Post a Comment