Tuesday, 1 April 2008

"Jangan pergi kerja, jangan ke kampus, jangan ke pabrik, jangan ke kantor polisi, dan jangan pula pergi wajib militer. Serukan bersama kami! ("kami ingin hidup")".

Dengan kalimat itu, para pegawai pemintalan dan tenun di kota Mahallah Kubra sebelah utara Mesir, mengajak sekalian rakyat Mesir untuk turun ke jalan, pada hari Ahad depan tanggal 6 April 2008 dalam momen "Hari Amarah Rakyat", Di sana akan muncul aneka bentuk protes terhadap krisis ‘isy (roti gandum makanan khas Mesir), melambungnya harga barang, penyiksaan yang oleh aparat keamanan, korupsi, dan kasus-kasus yang lain.

Hari demi hari, seruan ini semakin luas mendapat sambutan dari masyarakat sipil dan juga para politisi. Momen itu bersamaan dengan skenario "Hari yang ditunggu-tunggu" yang akan melakukan aksi mogok kerja nasional di seluruh penjuru kota. Masing-masin daerah diminta untuk menentukan mekanisme dan waktu aksinya. Dengan artian bahwa aksi mogok dibagi kepada daerah-daerah luas tapi tetap dalam satu atap. "Aksi ini dilakukan agar semua rakyat Mesir turut merasa dan melakukan protes. Selain itu juga untuk mencegah aparat keamanan yang selalu mengintimidasi aksi-aksi rakyat," tegas pemimpin dan anggota politisi kepada Islamonline.net.

Para pengamat juga mengamini seruan ini, seluruh daerah agar ikut serta dalam aksi mogok nasional ini, karena kubu politik oposisi ingin mengekspresikan bentuk penolakannya terhadap kekuatan politik penguasa, terlebih lagi kerena dua hari setelah itu adalah hari pemilu daerah yang ditetapkan pada tanggal 8 April, dimana pemerintah telah menjegal sejumlah besar anggota Ikhwanul Muslimin (IM) dan partai-partai oposisi ketika mengajukan formulir pendaftaran, sebagaimana menurut instansi-instansi hak asasi manusia.

Para karyawan pemintalan—golongan terdepan yang menuntut kenaikan gaji tahun 2006, aliansi politisi, dan gerakan aksi protes politik-ekonomi, masing-masing sudah hampir merampungkan skenarionya yang tertuang dalam lembaran draf, memuat statemen kelompok dan para pemimpinnya.

Aksi di Jalan
Dimulai pada jam 02.00 siang hari Ahad, 6 April, para karyawan pemintalan dan tenun yang diprediksikan berjumlah 35 ribu orang akan berdemonstrasi di tempat kerja, demikian yang dikatakan oleh pers karyawan kepada islamonline.net. Mereka mengangkat yel-yel "Kami tak akan nyerah...tak akan takut...Kami tak menemukan ‘Isy lagi."

Adapun para karyawan yang bekerja di perusahaan Hawamidiyah untuk pembuatan gula, akan melakukan hal yang sama di dalam pabrik yang terletak di sebelah selatan provinsi Giza. Seluruh universitas Mesir juga akan melakukan aksi protes yang diikuti oleh para mahasiswa dan dosen, yang mana sejak sepekan lalu sudah melakukan aksi mogok sebagai wujud protes terkait masalah rendahnya gaji.

Ragam Aksi
Dalam skala rakyat, masyarakat yang berada di pulau Alkrsaih, tengah sungai nil sebelah utara Giza, memprotes kebijakan pemerintah yang akan meniadakan pulau ini dan menjadikannya sebagai lokasi proyek wisata.

Di Distrik Basatin Kairo Kubra para penduduk akan berdemo di depan kantor wilayah dengan mengangkat kabel listrik, sebagai wujud protes atas tidak sampainya 20% bantuan kepada rumah-rumah di Basatin, sebagaimana menurut pengakuan sebagaian penduduk. Dan akan bergabung juga para pemuda pengangguran di depan kantor Kementrian Tenaga Kerja.

Akan berkumpul juga para penduduk "Qal'ah Kabsh" (tengah Kairo) di depan rumah mereka yang hangus terbakar api ganas yang menakutkan belum lewat setahun ini. Mereka akan memprotes tidak adanya uluran tangan pemerintah hingga saat ini untuk mengganti tempat tinggal mayoritas penduduk itu.

Di depan kantor DPR akan bergabung para keluarga korban penangkapan dan para politisi serta keluarga korban tenggalamnya Kapal As-Salam tahun 98 di Laut Merah (lebih dari 1000 korban) sebelum satu tahun setengah yang lewat.

Dalam bilangan besar juga akan keluar dari Gerakan Perubahan Mesir (Kifayah) ke salah satu kota terbesar di jantung ibu kota Kairo, sebagaimana yang disampaikan oleh sumber gerakan terkait kepada Islamonlline.net.

Melalui blog-blog dan juga situs facebook, situs sosial termasyhur akan turun ke jalan para pemuda Mesir pada tanggal 6 April, menyebarkan selebaran seruan mogok nasional. Tidak ketinggalan mobilisasi massa via SMS untuk melakukan mogok nasional mendatang. Salah satu bunyi SMS-nya adalah: "Kirim SMS ke 5 temen anda. Jika 5 itu dalam tempo dua hari, maka seluruh Mesir akan tau, dan pasti negeri ini akan berubah."

Pecah Belah Aparat Kemanan
Agar Seluruh penduduk Mesir ikut merasakan mogok nasional, sebagian pemimpin aliansi politisi, salah satunya adalah Husein Magdi, presiden partai "Kerja" yang dibekukan, mengajak koordinasi antar seluruh provinsi dalam menangani hari protes dan hari bergabung ini.

Husein mengatakan kepada seluruh pengikut: "Masuklah kalian dalam peperangan yang tersebar dimana-mana, tapi dalam satu atap." Lebih keras lagi Husein menyatakan kepada islamonline.net tentang agenda 6 April depan, "Bravo untuk Revolusi mendatang...Kiamat untuk diktatorianisme." Begitu juga Hsein menyerukan untuk memboikot pemilu daerah.

Para pemuka rakyat mengatakan kepada islamonline.net, pihaknya akan tetap teguh dengan ide protes di seluruh penjuru Mesir, demi memecah kekuatan aparat keamanan yang akan mengintimidasi aksi boikot nasional ini.

Sambutan Luas
Hingga saat ini, seruan mogok nasional ini mendapat sambuat luas dari kalangan politisi dan gerakan rakyat, bahkan kelompok-kelompok muda di internet. Sedangkan Ikhwanul Muslimin masih belum mengeluarkan sikap resmi.

Partai Karamah, Wasath (dalam tahap pencetusan), Kifayah dan ditambah dengan gerakan-gerakan mahasiswa, serta tim koordinator dosen-dosen universitas menyambut baik untuk iktu serta dalam aksi tersebut. (caksafa.multiply.com / Islamonline.net)

1 comments:

  1. Ya elah.....................6 Abril kemarin ga da apa-apa jekk........!

    ReplyDelete