Klasik versus Kemodernan, tema yang terbersit kala itu memang tak berlebihan bila digambarkan dengan kalimat tersebut. Satu sisi mengandung makna lawas dan kejadulan, tapi disisi lain menginterprestasikan tentang hal-hal baru dan kemajuan, hal ini menggelitik hormone keintelektualan kita untuk bisa lebih jauh menelisik tentang hakikat hal-hal klasik tersebut, turats.
Seabrek acara untuk menggali keilmuan turats serentak diadakan oleh Masisir, sebut saja ICMI yang pelaksanaannya dibantu staff PMIK mengadakan acara bertema turats. Dimulai dengan Lomba Telaah Turats dan dilanjutkan dengan Workshop Tahqiq Turats yang kali ini dihandle teman-teman FTL (Forum Telaah Turats) dan PMIK juga, kegiatan tersebut mendatangkan Pentahqiq Kitab al-Umm karya Imam Syafi'i. Lain dari hal diatas sebuah majalah afiliatif juga direncanakan akan memuat tema tentang turats.
Dan tanggal 25 Oktober lalu, almamter IKPM juga turut menyemarakkan perbincangan turats tersebut. Dengan bertemakan acara "Membumikan Turats di Era Modern" symposium tersebut terlaksana di Pasangrahan KPMJB. Acara dimulai pukul 14.45 CLT. Tapi sebelum itu ada pembukaan umum secara seremonial yang dihadiri oleh perwakilan instansi induk Masisir, PPMI. Kemudian dilanjutkan dengan pemateri pembuka oleh Dr. Mahmod Husein, membawakan tema tentang "Urgenitas Ilmu Turats".
Layaknya sumber ilmu lainnya, tema turats pun mempunyai sekup yang luas, dalam pembahasan tema tersebut, simposium terbagi menjadi tiga sesi. Sesi pertama setelah pembukaan diisi dengan tema Ushul Fiqh dan Fiqh, masing-masing materi dipresentasikan oleh Mas Irwan Masduqi dan Mas Nashrun Jauhari.
0 comments:
Post a Comment