PROLOG:
Saya pernah dua hari menemani senior angkatan 92 (ismu marhalatuhu; COUNTRY) di
Jakarta. Selama dua hari itu saya ikut senior kemanapun mereka pergi, memakai
mobil tentunya, di dalam mobil mereka banyak bertukar cerita, dari gaya bahasa
yang mereka gunakan, mereka sepertinya bukan orang lama yang secara tiba-tiba
bertemu begitu saja, dari gaya bicara menunjukan mereka sudah akrab sekalipun
hanya didasari jalinan komunikasi dunia maya.
Dari
obrolan yang sekian jam saya dengarkan, mereka ternyata membicara aktifitas
masing-masing secara detail, bahkan perkara hutang, pekerjaan, atau kondisi
keluarga mereka. Akrab. Bukan sekedar obrolan basa-basi, orang-orang yang
secara sekilas terlihat orang yang nggapleki, katho’an cendak, lughotuhu fasid,
tampang ga ada santri2nya blas, tapi di balik itu semua ternyata mereka tengah
membicarakan tema yang ‘serius’. Serius bukan berarti kernyitan dahi dan
naiknya pita suara saat bicara. Serius yang saya maksud lebih pada tema yang
mereka bicarakan adalah tema2 pondok yang mereka coba terjemahkan dalam
kehidupan harian.
Senior2
Country tengah membicarakan kegiatan-kegiatan sosial yang mereka hidupgerakkan
di kalangan internal komunitas mereka. Mereka membahas tentang salah satu anak
teman mereka yang yatim, ayahnya meninggal, dan ajibnya teman2 Country tersebut
rutin mengumpulkan dana dan nyaris menjadi amal usaha berjalan/aktif, diamana
hasilnya untuk membiyai anak-anak dari teman mereka yang yatim atau memang
tidak mampu. Bahkan mereka bercita-cita untuk mendirikan sekolah alam untuk
anak-anak terlantar, mendirikan pelatihan kejuruan dan lain sebagainya.
Mereka
sudah tua, memang. Mereka memang sedang berada di fase kehidupan sudah bekerja,
sudah berkeluarga, sudah ‘mapan’. Tapi bukan berarti mereka memulai aktifitas
itu ketika sudah ‘jadi orang’, mereka sudah aktif menjalin ukhuwah sejak lama.
Nah,
yang saya harapkan dari teman-teman adalah aktif dan intens menjalin ukhuwah
dan kebersamaan seperti di atas, yang di atas adalah contoh, bukan panutan sama
sekali, semua harus sama, harus punya amal sosial dan lain sebagainya. Kita
awali dengan saling mengenal dan jangan sampai komunikasi kita terputus begitu
saja. Apalagi ternyata kita mempunyai bidang yang sama yang tengah digeluti.
Sedikit
profesi dari senior kita; mereka ada yang jadi Penjahit – Politikus Partai –
Biro Travel – Tukang Sayur – Bandar Terminal di T. Priok – Guru dan lain
sebagainya. Mereka benar-benar bisa membuat sebuah LINK yang saling
menguntungkan, simbiosis mutualisme. Tapi tidak lantas keuntungan materi mereka
cari, karakter ridho-bi-ridho, adi pakot, khudz pakot dan lain sebagainya masih
menjadi karakter senior kita, stempel PM masih ada di jidat mereka.
####
Afwan
teman-teman, untuk kesekian kalinya antum masuk dalam group w.a yang bisa jadi
ke depan akan membosankan dan bernasib sama dengan group2 angkatan, organisasi
atau teman semasa perkuliahan. Berisi celotehan yang terus menerus, minim
informasi serius, kita sering bertukar kata-kata yang, bisa jadi sama sekali
tidak mencerminkan kondisi kita. Tidak menambah kadar perkenalan. Grup yang
demikian memang sangat membosankan.
Oleh
karena itu saya mengajak teman-teman sekalian untuk aktif bersama dengan
peraturan-peraturan sederhana, berharap kita bisa mengambil berkah kebersamaan.
Karena pada intinya kebersamaan memberikan kekuatan, kita ingin menghindari
kebersamaan yang berbuah rasa bosan. Kita orang gontor insyaAllah paham apa
yang dimaksud dengan peraturan, peraturan adalah kode etik interaksi
kebersamaan, tidak saklek seperti alur gerak robot, oleh karena itu bila
kondisinya memungkinkan kita untuk melanggar peraturan, ndak papa, santai aja.
:P J
- KEANGGOTAAN; sementara ini teman-teman bisa merekomendasikan teman angkatan kita yang kira-kira mempunyai bakat dan kecenderungan yang sama. Terlebih kalau tinggal di luar negeri dan mau berkomitmen. Rasanya perlu kita update keadaan manca negara. Dan usahakan yang w.a.nya aktif. Kita menyeleksi orang-orang yang; Religius, Pemikir (cie elah), bisnisman, praktisi, aktifis NU, MU, PKZ, Persis, Washiliyah atau teman-teman lain yang ingin sharing pengetahuan dan pergerakan. Hanya Islam Garis Lurus, tidak boleh garis keras atau liberal. Emang ada teman kita yang gitu? Ada pek, ana pernah ngobrol dari jam 22.00-02.00 ngobrolin tentang ketuhanan, kebenaran, sejarah islam, wiss selegence lahh. KIRIM NO. KONTAK W.A TEMAN BARU KE SAYA.
- TA’ARUF; mari kita mengenal kembali teman kita dengan STATUS TERBARU. Ada yang kelahiran jawa, domisili sumatra. Yang dulu bondet – jomblo – menikah dan akhirnya punya anak. Dulu yang proletar, di luar malah menjadi bos besar. Mari kita berbagi informasi, siapa tahu ternyata kita mempunyai bidang yang sama, kalaupun tidak sama kita bisa saling melengkapi satu dengan lainnya. Yang kerjanya sukses insyaAllah tidak dihitung jumawa, yang kerjanya belum WOW insyaAllah tidak dihitung kasta sudra. Mari saling terbuka untuk memotivasi saudara. Tapi santai, tidak memaksa.
- POSTINGAN; (masih terbuka dan menerima usulan). Hanya saja yang saya tekankan, hindari forward atau copy paste grup sebelah, bahkan bayangan ana, ada satu hari tertentu khusus untuk boleh sharing copas-an artikel atau informasi. Sisanya mari kita perbanyak postingan-postingan dari kita sendiri, sekedar tanya jawab atau saling sapa. Minimalisir chating yang kira-kira membuat kita bosan.
- PERATURAN; tak pikir karo turu disik, tapi sementara ini bi dhomir dulu aja…
- ADMIN; sementara ini saya, tapi sepertinya bakal minta bantuan teman-teman ke depannya.
Sementara
ini cukup sekian, ke depan kalau ada update monggo ditelaah bersama.
0 comments:
Post a Comment