Wednesday, 19 August 2009

Huh...... akhirnya bakat biologis tersalur juga. Sudah dulu im ikut kegiatan ekstrakurikuler, emang hobi kali yak, ngikut kegiatan-kegiatan non akademis, tapi teteup prioritas sekolah ga kalah pentingnya. SALAH SATU hobi yang im geluti adalah pencak silat. Karena di pondok im yang ada adalah Tapak Suci, jadi lah im jadi anggota perguruan yang keren ini :P.

Tahun 2007 im ikut Kejurnas II antar pondok pesantren se-Indo. Kejurnas ini tergolong kejuaraan inovatif yang awalnya dimulai dari Gontor ketika memperingati hari ulang tahunnya yang ke 80, Kejurnas I diadakan di Gontor 1, Ponorogo, kebetulan im disuruh jadi panitia pelaksananya, yops, panitia pelaksana saja, sedang teknisi wasit, point yang terhitung, undangan ke luar pondok dll-nya diurus sama ust-ust senior. Jadi lah di Kejurnas II im dapat kesempatan untuk mengikuti kejuaraan sekaligus jadi pembimbing anak-anak baru Gontor 2, Capel (Calon Pelajar) yang juga mengirimkan kontingennya.

Kejurnas 2007 im masuk kelas berat.... hwahahaha. Bobot 68 dipaksa lawan lawan yang rata-rata 70-an, wal hasil ketemu deh sama monster2 TS (Tapak Suci). Debut pertama tentang fighting taraf nasional berlangsung sebanyak 3 pertandingan. Penyelisihan pertama, lanjut. Pertandingan kedua, masih jalan. Seperempat final, kandas :P. Yops, debut pertama harus kandas di perempat final.

2009 di Kairo. Dalam peringatan HUT Indo yang ke 64, KBRI Mesir mengadakan berbagai acara perlombaan, salah satunya turnamen pencak silat. Acara yang tahun kemarin juga diadakan oleh PCI-Muhammadiyah Kairo tidak bisa im ikuti lantaran kesalahan teknis panitia :(, akhirnya di tahun ini im bisa juga meramaikan daftar pesilat..... hwehwehe.... kata-kata ini sering im denger nantinya ketika di gelanggang, pesilat :P.

Pendaftaran dibuka hingga tanggal 8 Agustus, ketika penimbangan dan hari technical meeting semua peserta dibrieving mengenai seluk beluk dan aturan permainan. Dus, setelah itu penimbangan dimulai. Angka 62 menjadi berat badan dadakan yang im rasakan, coz, standar harian yang im rasakan, berat badan im adalah kisaran 65-68 Kg. Gara-gara 2 hari terakhir sebelum penimbangan dan belum sarapan, jadilah ukuran berat yang ditentukan buat im adalah kelas D alias kelas 61-65 Kg. Berat badan yang 62 harus im pertahankan sampai selesainya pertandingan.

12-18 Agustus adalah hari dihelatnya turnamen. Penyelisihan 1 im lawan temen sendiri, se-perguruan dan se-almamater. Pertandingan ke 2 im lawan anak Aceh, alhamdulillah im bisa lanjut juga. Kedua lawan pertama rata2 berat badannya 2-3 kilo di atas im, tenaga yang segini saja terpaksa kudu ekstra ketika menghadapi mereka. Sampailah im di final, lawan im di final berasal dari NTT, berasal dari perguruan SH, Setia Hati, perguruan silat yang pusatnya di daerah Madiun n Ponorogo.

Fiuuhh....... debut yang terakhir di final ini lah im merasakan fighting yang enjoy banged, bukan karena ga ada tanda biru di sekujur tubuh im, walaupun babak belur tapi im merasa pertandingan final ini lah im sedikit lebih baik ketimbang 2 pertandingan sebelumnya. Dari segi timbangan badan kita cuman selisih 1 kilo, dia lebih 1 kilo. Dari postur tubuh juga lebih enak dibuat fighting, jadi teknis dan kreatifitas penyerangan bisa lebih disesuaikan hihihi.... Spesialisasi bantingan pun tak terelakkan :P, tercatat 5 bantingan untuk 3 ronde. Hehehe .. puasss.

Akhirnya.................. kami para  pesilat yang  menjunjung tinggi kesehatan......., lho kok malah tawuran....? bukannya itu yang buat ga sehat...?  bukannya itu yang buat nanti bakal ada rasa  cemburu sosial atau  fanatisme bagi  yang mendapat kekalahan.. dll..?  Hwehhe, lain  tulisan lain bahasan. Masalah  dll  ada tempatnya sendiri, TERMASUK  kecacatan sistem, sportivitas  Juri/ Wasit, arogansi sporter dan seabrek kritik lainnya.

Terakhir, ada hadis dari Rasul neh: "almu'minul qawiyyu khoirun wa ahabbu illallahi minal mu'minidhoiifi, wa fi kullin khoirun" 

0 comments:

Post a Comment