Saturday, 10 September 2011

Bismillah

Assalamu’alaykum

Coretan ini sekedar berbagi aktiitas yang im lakukan sejak pagi sampai malam hari, nothing special, coz bagi im sekedar pemanasan untuk hari-hari ke depan sekaligus mengingatkan nasihat bapak guru di masjid jami’ bahwa, addunya dârul ‘amal wal âkhiratu dârul jazâ’. Apa lagi im sudah lama ga pernah ngisi Cathar, catatan harian, walhasil jadinya Cabun, catatan bulanan atau bahkan Cemen, catatan semesteran.

Bangun pagi seperti biasa, tapi nahas ga bisa ke mushola atas, apes deh ga dapat kupon makan, rencananya makan siang biar diambilin temen secara im siang hari bakal ga di sakan, tapi gara-gara disiplin baru diberlakukan jatah makan siang im jadi melayang. Sebenernya disiplin wajib sholat subuh di mushola sakan sudah diumumkan jauh-jauh hari, dan konsekwensinya bagi yang ghoib bakal ga dikasih jatah makan siang, tapi kok baru diterapkan hari ini, hehe santai kek di sungai, toh dah biasa makan siang di luar.

Destinasi pertama ke kuliah, bukan untuk kuliah sih, aktifitas belajar mengajar belum dimulai, bahkan sebagian teman-teman nilai kelulusan belum juga diumumkan, tahun ajaran 2010-2011 lumayan lelet. Sampai di kuliah langsung ke papan pengumuman, nyari etalase berkawat dengan label Sanah Rabi’ah Syu’bah Tafsir, setelah keliling, sampailah im di etalase yang memuat raqm julus 1229…….. eng in gong, heheh, im ketawa ketiwi, tapi inti sebenarnya bisa dibilang kesedihan, karena ketawa-ketiwi im sebenernya sedang  menertawakan diri sendiri. Hmm, untuk kali ini im belum diberi kelancaran, masih tersangkut satu mata pelajaran, mata pelajaran yang seharusnya menjadi inti jurusan im, Tafsir, dan baru tanggal 17 nanti bakal diadakan ujian ulangan.

Selepas lihat nilai, im bertolak ke Tahrir untuk mengurus salah satu administrasi Temus Haji, re-entry visa, biasanya kalau orang yang mau keluar dari Mesir kepengurusan ini dibutuhkan agar dapat izin untuk masuk ke Mesir lagi. Tempat re-entry visa di lantai 2, belok kanan 2 kali, tepatnya di loket nomer 34, setelah itu kita bakal dikasih formulir untuk diisi yang didapatkan gratis dari loket yang sama, setelah petugas menentukan biaya materai sebanyak 51.50 LE kita disuruh ke loket 44 untuk membeli materai tersebut, setelah itu kita kembali ke loket 34 lagi untuk selanjutnya diurus oleh petugas. Biasanya re-entry visa bisa diurus sehari jadi, syaratnya kita serahkan berkas kita sebelum jam 10 pagi, tunggu saja sampai jam 3 sore, insyaAllah passport bisa langsung diambil. Tapi kali ini, im menyerahkan pukul 11 siang, jadilah esok hari im harus balik lagi ke Mogamma’, gedung yang berasitekturkan leter U nanggung, tepat seperti busur panah.

SEKILAS info TAHRIR: di koran harian headlinenya rata-rata tentang kejadian kemarin malam, tentang kerusuhan dan pembakaran gedung, sore hari baru tahu dari temen Masisir yang libur ke Indo ternyata kedubes Israel diserbu para demonstran. Hari ini pun demonstrasi masih ada, dari Tahrir Square sampai Stasiun Abdul Mun’im Riyadh, tapi tergolong aman dan tertib, dilihat dari gaya berpakaian rata-rata pendemo tadi adalah guru, tertulis di beberapa bus rombongan; Mu’allimu Kafr Syaikh.

Dari Mogamma’ bingung, sembari sok mikir, im istirahat di tempat duduk di salah satu pelataran Mogamma’. Dalam hati terbersit, udah lama ga ngunjungin MPL, Mubarak Public Library, denger-denger sih pasca tumbangnya rezim keparat Husni Mubarak, nama perpustakaan tersebut diganti. Jadilah im mengulangi kebiasaan ga jelas tingkat 1-2 dulu, jalan-jalan, hitung-hitung ngrefesh otak, udah lama ga lihat sungai. Im pun sampai di Marsa Utubus an-Nahry, dermaga kapal di depan hotel Hilton, biasanya kapal tersebut menarik penumpang ke satu tujuan, entah nama daerahnya apa, yang penting kalau turun dari dermaga selanjutnya, naik ke jalanan atas, ambil kanan hingga 3 atau empat gang, nanti bakal ada bangunan 3 tingkat didominasi warna merah dan putih, itulah perpustakaan yang im maksud. Plangnya sekarang sudah berubah menjadi Maktabah Mashry al-‘Ammah, tapi beberapa etalase masih terlihat MPL, Mubarak Public Library.

Di perpus ga lama, coz sampai di gerbang doang J, im ga diizinin masuk lantaran tidak bawa kartu anggota plus ga bawa passport, kan passportnya ditinggal di Mogamma’. Tapi lumayan bisa dapat beberpa informasi tentang perpustakaan. Masih tentang tumpukan buku, im teringat banner di jembatan layang Tahrir yang im lewatin tadi, ada informasi tentang bookfair yang diadakan di taman di pinggir sungai Nil, exactly-nya im tadi sempet nglewatin beberapa stand buku ketika naik kapal menuju perpustakaan, karena niatnya emang jalan-jalan, dari perpustakaan ke lokasi bookfair im tempuh pakai kaki.

Untuk kali pertama bookfair diadakan di taman di pinggir Nil, suasananya teduh, berangin, cocok deh buat…… halah, oot deh. Kalau disbanding dengan international bookfair yang untuk tahun 2011 ini ga ada, bookfair di Hadiqah Jaziirah ini kalah jauh, tapi bagi im yang belum sarapan keliling di beberapa stand sudah lumayan melelahkan. Komposisi penerbitnya bermacam-macam dari penerbit buku-buku agama atau wawasan umum lainnya, beberapa penerbit tenar ambil bagian seperti; Maktabah Usrah, Dar Shorouq, Maktabah Islamiyyah, Muassasah Iqra’, Dar Afaq Arabiy, Dar Nashr wa Tauzi’ dkk. Dalam hati clingak-clinguk nyari stand Darussalam, entah ada tau nggak tapi im ga nemu, terlepas dari 2 lokal yang im lom kelilingin.

Di sana im sekedar nyatet beberapa buku di maktabah usrah Falsafah Lughoh inda al-Farabi, biasa lagi suka linguistic, kali aja nyambung J, A’mal Kamilah li Muhammad Abduh, Baina Fiziya wal Falsafah, al-Aqbath; al-Kanisah am Wathon?, Ikhwanul Muslimin; Malafat Sirriyyah dll. Ya im hanya sempet nyatet, ragu-ragu pengen beli, bentar lagi chaw ke tanah suci, tiket lom ada, bz juga lom keluar…. Daripada pusing, im putuskan dengan lebih kongkrit, jalan ke pojokan stand, ada tempat makan, Hot Dog dan Coca Cola. Nama makanannya emang ngeri anjing panas, minumannya seharusnya juga kudu diboikot, tapi jangan salah dulu, hot dog di Kairo bukan berarti daging anjing, dia layaknya daging-daging biasa yang dibuat burger, nah kalau Coca Cola im terpaksa beli secara yang baru dingin cumin itu, mau beli air mineral udah habis 2 botol di perjalanan tadi, cari yang beda lah, hehe sory dory worry. Sambil melahap hot dog, sambil baca buku Muwafaqat, lom khatam, bahasa Abu Ishaq as-Syathibi îjaz banget, kudu baca syarhnya.

Sampai jam 3.30 sore im pulang. Di perjalanan temen nelpon, penelpon pertama ngasih berita kurang bagus, suruh ngedit plus transkip hiwar untuk majalah, penelpon pertama lumayan lah, tasyakuran panitia rihlah kemarin, giliran im nelpon orang untuk memastikan verifikasi bagian sekretaris di salah satu kekeluargaan. Sampai di Madrasah langsung ngenet, download rekaman hiwar Dr. Thoha Dasuqu Habisyi plus sharing informasi tentang bookfair tadi di fb. Selesai  ngenet im balik ke asrama, sekedar ganti alas kaki dari sepatu ke sandal, ga lupa juga ganti tas buat kamera, im langsung ke Mabes IKPM di Gami’. Secara im the former chiev of committee, jadilah basa-basi bla bla bla…. Sampai akhirnya di acara inti; ayam bakar La-Tansa, bubar!

Dari Gami’ ke Madrasah ke secretariat KSW, ngambil beberapa data yang bakal diverifikasi, sambil nunggu bahan sambil ngliatin murid-murid uncle Mou merumput di lapangan, Getafe vs Real Madrid, sebelumnya di IKPM sempet nobar Real Soledad vs Barcelontong :P), tapi terpaksa dimatiin lantaran im lagi on air di acara tasyakuran J. Hmm, inget uncle Mou, inget triblenya Inter, biar lah, sekedar bola, sebatas hiburan, klw bahasanya Imam Syathibi ga masuk kategori dhoruriyat, halah ngaco. ----01.06 AM---

0 comments:

Post a Comment