Banner pertama saya mulai dengan searching photo pak menteri, spesifikasi yang dicari haruslah match dengan tema haji, secara beliau sebagai menteri agama dan sebagai amirul haj. Dari sekian laman google hanya 2 photo yang menampilakan wajah/ badan beliau dengan pakaian islami; ihram, kopiah dan sorban hijau khas pTelu. 2 photo tersebut mempunyai resolusi yang kecil dan mustahil untuk dijadikan banner dengan ukuran 6 meter-an. sekalipun begitu dengan terpaksa saya pilihlah photo beliau yang mengenakan pakaian koko rapid engan sorban hijau plus peci hitam khas bung karno, tangan kanan beliau terangkat hingga satu jengkal di atas peci, dan tidak lupa senyum tipisnya turut mengembang di wajah beliau, ya senyum yg tifiiiiiis begete.
Banner sederhana dengan beground hijau (hehe kata yg berkepentingan disesuaikan dengan 'beground'nya juga) tersebut akhirnya naik cetak, nama percetakannya BASIL, tertulis jelas di setiap banner kantor, bahkan sejak tahun kemarin, sepertinya percetakan langganan. Banner tsb tertempel besar di bagian depan kantor. Kalimat yang diapit 2 tanda kutip tersebut berbunyi "KAMI BANGGA MELAYANI JEMAAH HAJI INDONESIA", lamat-lamat saya perhatikan baleho di atas, terutama photo pak menteri, kok kelihatan kontras dengan rentetan kalimat di sampingnya, raut muka beliau seolah-olah tidak menunjukan gestur tubuh kebanggan dalam melayani. Dalam hati saya bertanya, masak ia sih gambarnya ini, padahal sudah diperiksa sendiri oleh Kadaker dan temen lain, tapi kok ga ada instruksi untuk merubah gambar.... :O.
Banner kedua berisi tentang hak2 jemaah haji; bahwa jemaah berhak untuk mendapatkan 3S, transportasi, jawaban pengaduan, perumahan, bimbingan, perlindungan keamanan dan kesehatan. Sebelum disuruh membuat banner kami bersama seluruh petugas Temus terlebih dahulu mendengar arahan2 di atas. Urutan pertama yang disampaikan adalah 3S yang merupakan dari SALAM SENYUM SAPA, pertama kali item tersebut disampaikan ada yang beda dengan naluriku, bagaimana mungkin seseorang memberikan intruksi untuk salamSENYUMsapa dengan intonasi dan gaya bicara yang terkesan angkuh... Itu kesan pertama kami dengan atasan, lama kelamaan barulah kami mulai beradaptasi dengan pola dan gaya masing2 orang, bahwa raut muka atau pun intonasi keras tidak selalu mencerminkan kekerasan, bisa jadi yang dimaksudkan adalah ketegasan. Tapi tetep saja bila instruksi salamsenyum sapa disampaikan degnan gaya tersebut seolah-olah ada 2 hal yang saling bertolak belakang :D)
0 comments:
Post a Comment