Sore hari ini tanggal 5 Oktober 2011 pihak Daker Makkah mengadakan beberapa acara non-adminitratif terkait dengan pelayanan jemaah haji, sekalipun acara-acara ini tidak berhubungan langsung dengan teknis haji tapi menurut saya hal-hal seperti ini penting untuk dilakukan, persis seperti yang disampaikan oleh Kadaker kami Bp. Arsyad Hidayat ketika memberikan sambutan di acara khotaman al-Quran sore tadi, bahwa sekalipun kita sudah mengupayakan segala usaha, membuat program kerja, time schedule dan lain sebagainya, tetap semuanya itu kembali kepada Allah, maka bentuk tawakkal inilah yang ingin diterjemahkan ke beberapa acara yang berbentuk dalam ritual-ritual keagamaan seperti khataman al-Quran, istighasah dan do’a bersama.
Item pertama yang dihelat oleh pihak Daker Makkah adalah khotaman al-Quran yang dihelat langsung setelah sholat ashar di mushola kantor, dalam format tentatif acara terdiri dari; sambutan Kadaker dan diteruskan dengan membaca al-Quran bersama. 30 juz al-Quran dibagi menjadi 30 pembaca al-Quran, 6 orang dari staff yang bertempat di kantor Daker, dan 24 lainnya didatangkan dari 12 sektor lain di Daerah Kerja Makkah. Tidak lama untuk menghabiskan 30 juz, terbilang tidak lebih dari 30 menit, karena kami memebaca serentak dan berbarengan, bisa jadi juz 5 sudah lebih selesai dulu dari juz 1, saya sendiir mendapat bagian membaca juz 11 rampung terakhir. Cara baca teman-teman hampir persis ketika membaca Yasin-an, cepat dan mungkin cenderung memperhatikan cara baca yang benar sesuai dengan kaidah makharijul huruf, shifatul huruf dan hukum-hukum tajwid lainnya, ala kulli hal Allah maha bijaksana dalam menghukumi semua bentuk ibadah dari hambanya.
Menjelang maghrib lantai pertama kantor dan halaman kantor sudah dipenuhi dengan beberapa petugas Daker Makkah yang terdiri dari pelosok sektor dan pos-pos pelayanan lainnya. Karpet merah di halaman kantor sudah terbentang menampung ratusan jumlah petugas, petugas Tenaga Musim Haji di Daerah Kerja Makkah lebih banyak dari Daerah Kerja lainnya, Daker Jeddah atau Madinah, hal tersebut dikarenakan mekanisme manasik haji tercentralkan di Makkah, seperti Thawaf, Sa’i, Mabit di Muzdalifah atau wukuf Arafah.
Setelah memasuki waktu sholat maghrib daerah Makkah seluruh peserta membuat shof untuk mendirikan sholat maghrib berjama’ah yang dipimpin/ diimami oleh Syaikh Hamid al-Kaff, syaikh sepuh yang mungkin berdomisili di Saudi. Segera setelah menunaikan sholat berjama’ah seluruh peserta istighasah membuat barisan melingkar. Acara pertama kali dipandu oleh Bp. Sahlan sebagai pembawa acara, kemudian langsung dilanjutkan oleh salah satu pembantu Syaikh Hamid al-Kaf sebagai yang dituakan oleh para jama’ah, sebenarnya para jemaah menginginkan beliau langsung untuk memandu yasinan dan istighasah tetapi beliau sudah cukup udzur untuk melaksanakan itu semua, akhirnya pembantu beliaulah yang memandu bacaan yaaaaaaaaasiiiiiiin.
Setelah itu Syaikh memandu bacaan do’a atau yang dengan lebih khusus disebut istighasah, doa yang khusus dipanjatkan untuk meminta sesuatu yang besar, yang dimaksudkan dari doa ini adalah kelancaran dan kesuksesan pelayanan ibadah haji Indonesia ketika di Tanah Suci. Jujur hingga hari pemberangkatan ke-3 jemaah haji sudah 2 yang meninggal, semoga dengan tawakkal dan doa kita kepada Allah seluruh jemaah yang melaksanakan haji dan para petugas pelayanan haji diberi kekuatan, kesehatan dan jauh dari hal-hal yang tidak diinginkan. Langsung saja ketika itu memory saya terputar ke beberapa tahun yang lalu; banjir di Jedah, ambrolnya salah satu jembatan di Mina, atau bencana yang lebih dari itu, termasuk bencana moral korupsi dana haji 2006 dan bencana-bencan lainnya. Allahumma taqabbal minna, amin.
Setelah itu tibalah waktu untuk Kadaker Makkah untuk memberikan arahan, beberaa point yang disampaikan adalah menyangkut tentang beberapa himbauan dan harapan kepada para petugas pelayan haji, dari staff Daker, pos-pos pelayanan dan sektor perumahan.
Yang pertama beliau singgung adalah disayangkannya komplek kantor Daker yang sebelah kanan kirinya sedang terdaat aktifitas kontruksi bangunan, sehingga di beberapa waktu, area halaman kantor terkena imbas kecelakaan bangunan, termasuk pagi hari tadi sebuah kayu jatuh sehingga menimpa badan mobil, untung mobil tersebut kosong dari penumpang, sore menjelang perkumpulan tadi beberapa reruntuhan ringan dan sedang juga berjatuhan di atas atap parkir mobil, dan yang lebih riskan adalah di atas ratusan petugas yang sedang berkumpul terdapat beberapa jejer beton yang sedang tergantung di alat berat untuk bangunan. Oleh beliau permasalahan tersebut sudah disampaikan ke pihak yang bertanggunjawab dari pemilik proyek hingga ke penanggungjawab pusat di TUH Jedah.
Beliau juga sekali lagi dan berulang kali menegaskan agar seluruh petugas Temus Haji selalu mengedepankan hidmat untuk pelayanan haji, termasuk 3 S, Senyum Salam dan Sapa. Hal yang tidak kalah penting adalah hak jemaah yaitu mendapat jawaban atas pengaduan, jadilah beliau menyetir beberapa kejadian ketika beliau masih belum menjadi Kadaker, saat itu beberapa jemaah komplain tentang pelayanan perumahan yang menurut mereka kurang maksimal, seperti AC yang mati, pintu dan ranjang yang rusak dll.
Hal serius lainnya yang patut diperhatikan adalah permasalahan transportasi dan pemondokan. Menurut record beliau masalah pemondokan sebenarnya sudah sangat mengalami kemajuan, karena sejak tahun 2009 jarak maksimal pemondokan dengan Haram adalah 12 KM, 7 KM, 4 KM dan prestasi di tahun 2011 ini pemondokan jemaah terbilang lebih dekat yaitu 2.5 KM jarak maksimal. Transportasi jemaah juga tidak kalah penting, mengingat jenis pelayanan gratis bagi jemaah adalah transportasi dari pemondokan ke beberapa tempat manasik selama ibadah haji.
Singungan lain yang tak kalah penting adalah isu keamanan, karena di salah satu sektor/ pemondokan jemaah merupakan kawasan yang didominasi oleh orang hitam, dengan kata lain, bila terdapat beberapa orang hitam keamanan kita riskan dan harus waspada, bukan karena hitam munngkin, tapi mungkin lebih karena mereka imigran dan dimana-mana orang imigran di kawasan Timur-tengah termasuk Mesir mempunyai poteni untuk berbuat kriminal.
Hal lain yang menyangkut isu keamanan adalah yang disampaikan oleh Bp. Bastomi selaku penanggung jawab PAM/ pengamanan, saat itu beliau tengah menjadi petugas haji, suatu ketika beliau mendapati salah seorang yang terlihat aneh, beliau curiga bahwa orang tersebut bukan termasuk jemaah di sektor yang dimaksud, sehingga beliau dengan sigap menginterogasi orang yang dicurigai, mendapat jawaban yang tidak puas, intick angkatan darat beliau langsung mengintruksikan tangannya untuk meraba bagian sensitif belakang jemaah pria , oleh beliau didapatkan bahwa pria yang tengah memakai pakaian ihram tersebut tengah memakai pakaian dalam, hal tersebutlah yang memaksa beliau lebih lanjut mengintrogasi tersangka.
Contoh kriminal lain yang pernah terjadi di area Masjidil Haram adalah penyamaran, perlu kita ketahui bahwa penduduk Indonesia yang bermukim di Saudi sangatlah banyak, diantara mereka banyak yang baik, diantara mereka nasibnya kurang mujur dalam mencari rizki sehingga keadaan tersebut memancing mereka untuk malakukan tindak kejahatan. Terkadang kita perlu waspada ketika di Masjidil Haram, biasanya ada orang Indonesia yang mengaku dan menyamar sebagai petugas haji, padahal itu adalah tipu muslihat yang ia lakukan untuk mengelabui jemaah, terkadang kamuflase yang dilakukan dengan menyamar sebagai rombongan jemaah haji yang berdekatan dengan kloter/ daerahnya, sehingga dengan modal tersebut dia memulai percakapan untuk mengakrabkan diri, dan ketika si korban sudah percaya bahwa yang bersangkutan adalah teman yang baik barulah dia membuat kondisi agar si korban menitipkan barangnya ke yang bersangkutan, entah dengan mengajaknya ke kamar kecil untuk berganti baju, atau cara-cara licik lainnya.
Kadaker kami dulunya merupakan mahasiswa Mesir juga sehingga beliau tau betul tentang rahasia-rahasia dibalik Temus Masisir. Beliau menghimbau agar Etmus mahasiswa tidak menyalahgunakan waktu yang sudah ada untuk bekerja dengan menjadikan waktu kosong mereka untuk menegedarkan barang dagangan mereka dari Mesir, seperti Hajar Jahannam, Tasbih Koka, perhiasan permata, serbuk kurma dan kain kiswah. Dengan lantang beliau menanyakan kesiapan kepada kami, siapkah mahasiswa dipulangkan bila ditemukan sedang mengedarkan barang-barang bawaan? Dan kebetulan saja gerombolan yang sedang ia tatap adalah kami, para mahasiswa Mesir sembari cengingisan dan tertawa “Siaaaap”, tetapi dalam hati mereka, dalam hati kami, terselip “tapi boong”.
Wednesday, 5 October 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment