1. 1. Menimbang barang yang akan kita angkut ke tanah air, aturan yang tertulis di tiket hanya menunjukan 23 Kg, oleh agen yang memberikan im tiket angka tersebut katanya bisa ditambah menjadi 30 Kg. Dari asram dengan hati-hati im mematok barang bawaan, tapi karena banyak temen-temen yang nitip akhirnya timbangan barang im menjadi 36 Kg. sebenarnya ada rasa khawatir ketika memasuki tempat penimbangan, karena sebelum masuk antrian salah satu petugas bendara memberhentikan langkah im sembari menunjuk ke arah koper im yang terlihat mblendung dan tertutup gembok, im perhatikan ke sekeliling ternyata tidak semua passanger diberlakukan perhatian yang sama, hanya beberapa penumpang yang terlihat dengan wajah penyelundup. Koper yang terkunci pun akhirnya im buka dan lansung saja petugas tersebut membolak-balik baju dan tatanan barang yang ada.
Mungkin ia heran ketika melihat beberapa barang yang, menurut dia mungkin aneh bila dibawa pulang ke Indonesia, pasalnya pak petugas menemukan beberapa bungkus teh Arusa, Yansun, Odol, dan beberapa barang lainnya. ketika ditanya untuk apa, kontan saja im jawab asya’n uhibb mashr wa hagatha, jadilah im tanya balik apakah dia cinta dengan tanah airnya, hanya senyum simpul yang im lihat dari wajahnya, hingga kemudian berkata dengan bangga Siapa sih yang nggak suka dengan negaranya.
Acara penimbangan pun selamat meskipun antara 2 petugas sempat mempermasalahkan barang bawaan im yang melebihi batas. Mungkin lelaki yang menginstruksikan ke petugas perempuan paham bahwa im adalah mahasiswa Azhar seperti yang lain yang hendak pulang kampung.
2. 2. Dari tempat penimbangan im diarahkan oleh petugas menuju Passport Control, sedikit antrian di antara beberapa penumpang lainnya hingga akhirnya tibalah giliran im dihadapkan lagi-lagi dengan petugas putri, bedanya kali ini petugasnya berkerudung tapi minim senyum, kontras dengan petugas putri sebelumnya yang tanpa kerudung tapi murah senyum, pilih mana hayoo J?
Terlihat ada kesulitan ketika petugas tersebut membolak-balik lembaran passport hijauku, paspor Indonesia, mungkin ia mencari tanggal terakhir visa yang berlaku, wajar bila ia kesulitan, im sendiri yang punya passpor kadang masih kesulitan untuk menemukan tanggal tersebut, pasalnya Bu Jawazat ketika itu memberikan stempel di halaman yang tidak berurut, jadilah halaman terakhir dari pasporku bukan merupakan tanda akhir visa.
Sepertinya ia mendapat apa yang dicari, tanggal 31 Desember 2011 merupakan akhir visa yang im dapat di Kairo, 5 Maret 2012 atau hari ini berarti pemegang paspor ini bisa dikatakan imigran ilegal di Mesir, tepatnya 2 bulan lebih 5 hari im tidak punya visa. Akhirnya im disuruh menyingkir ke kantor pemeriksaan paspor setelah sebelumnya salah masuk kantor. Pertama kali yang ditanyakan oleh petugas adalah berapa lama kamu terlambat tidak mempunyai visa? Kontan saja im jawab 2 bulan, tapi bukan berarti im tidak mengikuti cara mereka untuk memelas, setelahnya im bilang ma’dzirah bla bla bla…. Asya’n iqamah sho’bah. Jurus terakhir yang im simpan akhirnya terpancing keluar dengan pertanyaan petugas, “Kamu sekolah di Azhar?” im pun mengiyakan, sebagai tanda bukti ia meminta agar im menunjukan kartu pengenal, jreng, karneh Azhar yang selama ini menjadi kartu saktinya Masisir pun keluar. Masih dengan nada mengiba karena belum yakin dengan kemenangan, im pun berapologi karena kartu pengenal yang im punya adalah karneh tingkat 3 yang sudah usang dengan tahun ajaran 2009-2010.
Dengan sekilas, petugas ghoromah tersebut melihat karneh yang im berikan, setelah itu ia memberi coretan di kertas yang intinya menerangkan bahwa im bener-bener tholibul azhar, status kondang tersebut akhirnya bisa menampik denda yang awalnya ditentukan sebesar 150 pond untuk keterlambatan 2 bulan. Keadaan pun terbalik, im yang pertama kali tadi diminta untuk menyerahkan lembaran uang, sekarang petugaslah yang menyerahkan lembaran keterangan surat sakti kepada im untuk kemudian menyuruh kembali ke tempat check in. Im lolos lagi tanpa merugi J.
3. 3. Waktu boarding Cairo-Doha yang tercantum adalah 5.40 PM di Gate 1. Melihat antrian di Gate 1 im pun buru-buru ikut bagian untuk menambah daftar antri, im juga bertemu dengan beberapa orang Libya yang kebetulan juga berada di antrian yang sama, ada obrolan kecil di antara kami hingga akhirnya mereka menunujukan bahwa sekarang adalah boarding untuk ke Benghazi-Libya, sedangkan Doha 1 jam lagi. Im pun ngeyel karena terlanjur sudah beranggapan negatif dengan kemampuan orang arab dalam membaca rambu-rambu, mereka terlihat nyantai melihat kengeyelan im, sampai akhirnya giliran im di ambang pintu boarding… dan benar saja, waktu boarding im adalah 1 jam lagi L. Sebenarnya im ngeyel masuk karena melihat beberapa kursi di waiting room yang kosong, tak taunya pintu masuknya bukan di tempat yang im antri, ok lah, untuk fase ketiga ini im apes, sedikit apes, ga banyak :D).
4. 4. Waktu penantian datang, pukul 5.00 PM Gate yang dimaksud sudah dibuka, sayangnya Gate 1 yang dijadwalkan untuk penerbangan ke Doha, dipindah ke Gate 8 entah untuk alasan apa. Untungnya bertemu dengan orang Mesir di ruang tunggu, karena informasi dipindahnya Gate 1 ke 8 kami ketahui setelah ia mengecek ke bagian informasi. Dan alhamdulillah untuk kesekian kalinya perjalanan pulang yang alone ini berjalan dengan tanpa banyak halangan :D).
0 comments:
Post a Comment