Monday, 29 October 2012


Rombongan survey bertolak dari pondok pukul 14.30, beberapa dari kita mengambil jalur Plasan – Sribit – Jembatan Ngawan, rider lainnya mengambil jalur yang biasa; pungkruk – Jembatan Nggawan, di tempat terakhir itulah kami bertemu dengan beberapa teman lainnya. Perjalanan pun dilanjutkan; 6 motor; 2 Vixion – 2 Revo – 1 Vega R – 1 Jupiter, 10 rider; Kriss, Bowo, Kaye, Amin eR, Nanta, Rois, Arul, Kazema, Tegar dan Tieou.

Terhitung beberapa kali kami berhenti tak beraturan, di antara kita ada yang membeli pulsa, membeli bensin eceran atau perlengkapan lain seperti pilox dan baterai. Akhirnya kami sepakat untuk turun minum di bilangan Ngargotirto di sebuah warung untuk melepaskan dahaga yang terlalu gersang. 10 gelas degan dan 3 buah degan, plus beberapa jajanan ringan lainnya.

Di gang yang seharusnya kami belok kiri, beberapa teman lantaran mendahului juru kunci terpaksa harus mbablas beberapa puluh meter dari rute yang seharusnya. Di jalan setapak menuju dukuh Ngargoroso kami kembali belok kiri menuju Kedung Ombo di lokal yang tadinya akan dibangun hotel D’Kraton, akan tetapi karena beberapa kendala Bupati yang koruptor itu, pembangunan calon hotel pun terhenti dan hanya menjadi bangkai yang menganggu pemandangan. Bangunan-bangunan yang hampir runtuh, sebagiannya menjadi tempat zina dan mabuk-mabukan, seluruh dinding kumuh dipenuhi coretan ABG (Anak Baru Gila) dan sebagian lainnya berbau anyir lantaran najis.

Rombongan kami pecah menjadi 2 divisi, 6 orang berpencar untuk membuat rute hiking, 4 lainnya menyusuri waduk. Divisi pertama berpecah lagi, ada yang membuat rute hiking untuk putri, dan hal ini relatif mudah karena disesuaikan dengan jalan beraspal, sedangkan rute pria lumayan melelahkan karena harus memasuki rangkaian jalanan curam dalam hutan. Rombongan penyusur waduk membuat plot-plot untuk game-game seperti; tarik tambang, futsal, voly, memancing dll.

Rute hiking dan tempat permainan sudah ok. Akan tetapi ada beberapa hal yang mengganjal dan perlu ditinjau ulang. 1) Tempat renang terancam gagal karena volume air yang sudah agak pasang dan berarus kurang bersahabat untuk anak-anak. 2) MCK, untuk sejumlah 300-an anak dengan aktifitas seperti tidak bisa tidak dan harus menyiapkan minimal 3-5 MCK, keberadaan peserta out bond kurang lebih 3-4 jam di sekitar waduk. 3) Di tempat out bond tersebut unsur wisata sangat kurang dengan minimnya kapal-kapal yang direntalkan, minim penjual, sekalipun untuk penjual im kira bisa diusahakan dengan mengoptimalkan para pedagang keliling agar terfokus di sana. 4) Kalau memang Baksos dan Out Bond deal untuk digelar maka harus ada pamplet yang menginformasikan kegiatan tersebut.

Keep Resist !

0 comments:

Post a Comment