Wednesday, 8 October 2014




Ketiga. Ketika saya dicoba diamanahi menjadi ketua kantin saya belajar bersama junior satu konsulat, entah dapat info dari siapa, tapi si doi setelah kenalan dan tahu bahwa kita satu konsulat dia sering belajar bareng di kappa (kantin pauq/kantin lantai dua). Hal aneh yang pertama kali saya tangkap adalah gerakan-gerakan yang tidak lazim yang ia lakukan, tanpa ada sebab yang jelas tiba-tiba ia melihat ke arah tertentu dan menggerak-gerakkan tangannya seperti menghalau sesuatu. Awalnya saya kira bahwa anak itu idiot atau autis. Setelah saya tanya biak-baik barulah ia bercerita bahwa ia anak indigo.

Ternyata dia bisa melihat makhluk halus (klaim sepihak), kadang saya iseng sambil belajar sambil nanya di sana ada apa, ia pun mulai mendiskripsikan satu persatu, di atas pagar tangga ada wanita berambut panjang sambil lidahnya melet panjang sekali, di dekat tiang ada jin berambut pendek bla bla bla, mata sebelah kanan lebih besar dari kiri, kuping panjang dll. Pernah kita belajar bersama di Walapa (warung lauk pauk), dia bilang bahwa ada jin yang sedang duduk melihat kita, jin tersebut duduk di atas kardus Alisan yang hanya 1 meter di belakangku, aku nyengir sambil menahan dag dig dug sir. Dia pun melanjutkan absensi jin yang ada di stand/warung saya, dimulai dari loket, rak makanan, dan yang paling ngeri adalah westafel, karena memang tempat terakhir sangat kotor dan merupakan akses membuang sampah basah. Setelah ruangan jualan maka ia pun mulai mendiskripsikan sosok yang tinggal di kamar saya dan kawan-kawan saya, STOP. Sebelum terlambat, saya suruh dia untuk tidak melanjutkan mengabsen sosok makhluk halus di kamarku, hihi … cemen.

‘Keajaiban’ yang ia klaim tidak hanya melihat saja, tapi lebih dari itu, ia mengklaim bisa menghipnotis orang, ia pernah bercerita pernah menghipnotis seoranga pengendara mobil hanya dengan usapan tangan di pundak korban, hasilnya ia bisa meminta sesuka hatinya mau pergi kemana.

Sesekali aku mulai mengajak diskusi tentang alam jin, yang paling inti yang pernah saya tangkap adalah tentang perilaku manusia yang tidak sengaja mengganggu jin. Contohnya, kita membuang air rebusan mie yang masih panas ke dalam tempat sampah, ndilalahnya di tempat sampah ada jin yang, entah sedang nyari makan atau sekedar nongkrong, secara tidak langsung jin tersebut terkena air panas, jin pun marah dan menyerang manusia dalam bentuk kesurupan atau lainnya. Oleh junior saya hal itu salah manusia. Contoh lain adalah ketika kita mengemudi kendaraan di tengah malam, kita melintasi sebuah jalan yang disinyalir tempat nongkrongnya para jin, kita diminta klakson terlebih dahulu agar jin tersebut minggir, karena kalau terjadi tabrakan maka lagi-lagi manusia yang disalahkan.

Pendapat seperti di atas bagi saya sangat tidak adil, manusia diciptakan dengan dunianya, dengan keterbatasan panca indranya, maka ketika kita ditakdirkan tidak bisa melihat jin maupun setan seharusnya kita tidak disalahkan bila terjadi aksi-aksi yang merugikan jin dan dedemits lainnya. Terlepas dari kita melakukan sesuatu baiknya diawali dengan basmalah, tapi kalau kita dimintai pertanggungjawaban dari sesuatu yang bukan pada kuasa kita, maka hal tersebut masuk ranah ushul fikih yang disebut ‘adamu imkaniyyat taklif.

Hingga suatu ketika, junior saya curhat tentang mimpi yang beberapa hari ini selalu menggelayuti malam-malamnya. Dia bermimpi memasuki sebuah ruangan gelap berbentuk globe, di tengah kegelapan itu dia mendengar suara yang menggaung “Siapa kamu? Mau apa kamu di sini”, sering kali suara-suara tersebut terdengar keras dalam mimpinya, bising dan sangat mengganggu. Untungnya, saat itu saya sudah punya Tafsir Ahlam - Ibnu Sirin, saya buka beberapa lembar, saya lihat daftar isi, tapi tidak ada kronologi yang sama persis tersebut dalam buku itu. Tetapi saya mencoba menggabungkan beberapa komponen mimpinya dan saya cari sepotong demi sepotong dan akhirnya saya mengambil kesimpulan; Bahwa selama ini sebenarnya kamu telah memasuki ‘wilayah’ yang tidak seharusnya kau masuki, kamu bisa melihat jin, menghardik mereka, memanfaatkan kekuatan mereka untuk hal yang tidak baik dan lain sebagainya. Sebenarnya mereka risih terhadap kemampuanmu melihat wujud mereka, bisa jadi mereka inferior dengan wujud mereka yang sangat jelek dan jauh dari sempurna. Pertanyaan-pertanyaan tentang siapa kamu, mau apa ke sini, sebenarnya pertanyaan yang sekaligus menyatakan bahwa sebaiknya kamu keluar dari ‘wilayah’ mereka.

Keempat, yang keempat adalah kucing hitam, kucing hitam termasuk artis beken dalam dunia mitologi Mesir maupun mitologi daerah lain. Ketika itu saya mengendarai motor dari rumah menuju Sragen bersama teman saya Sofyan. Sampai di Palur ke arah timur, kira-kira 400 meter dari pertigaan palur, dengan tiba-tiba muncul kucing hitam menuju jalan lintasan saya, sekalipun kecepatan saya menengah agak cepat, tapi nahas si kucing tidak bisa saya hindari, suara bruk terdengar, tapi saya tidak lantas mematikan motor dan tidak pula berhenti, seorang bapak dari arah belakang mengatakan “kucing mas”, ya saya tahu.

Saya pun melanjutkan perjalanan. Ada perasaan bersalah memang, terlepas dari mati atau hidupnya kucing yang saya tabrak dengan Verza 150 cc, ketika ada hewan bernyawa yang saya tabrak timbul perasaan kasihan, iba dan lain sebagainya, tapi tetap logika menuntun bahwa hla yang seperti tadi terjadi tanpa kesengajaan sama sekali. Banyak orang bilang kalau menabrak kucing hingga mati maka harus dikuburkan, kalau tidak akan mendapat bahaya dll. Saya tidak terpancing untuk mengikuti hal tersebut. Berlaku lembah lembut kepada hewan memang baik dan bahkan perlu, tapi kondisi dan prioritas lainnya kadang juga harus dijaga.

Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Selalu itu yang saya ucapkan setelah tabrakan, ketika melanjutkan perjalanan, di tengah perjalanan, sampai akhirnya saya sampai di Sragen, mematikan motor dan turun darinya, lafadz raj’iyyah masih saya baca. Dan, di saat itu juga telepon saya berdering, Ust. Tarno meminta saya untuk menemaninya nyopir mobil ke Wonogiri, mengantar Ustz. Ririn dan keluarga lantaran Ibunda beliau meninggal dunia; inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Waktu meningal kira2 berdekatan dengan kejadian tabrakan kucing hitam di jalan Palur-Sragen tadi. Wallahu a’lam.

0 comments:

Post a Comment