Sabtu pagi hari korlap
posko pks memulai aktifitas relawan, sekitar pukul 08.00 wib. Dimulai dengan
apel siaga dilanjutkan dengan briefing dan pembagian tugas. Kebetulan unit
semarang yg terdiri dari 7 orang ditempatkan di pemakaman, artinya kami
bertanggungjawab terhadap semua hal yg berkaitan dengan pengebumian mayit;
menggali lubang, memasukan mayit, menguburkan dan menutup lubang.
Kuburan yg kami tuju
memang kuburan masal yg dikhususkan untuk mengubur korban longsor di dusun
jemblung, sekalipun tepat di atas terasering kuburan sudah terdapat kuburan
lama. Menurut pak iwan, penduduk setempat yg rumahnya menjadi posko pks, dari
90-an korban yg sudah ditemukan, sudah 50-an mayat yg telah dikebumikan di
sana, sisanya ada yg diambil oleh keluarganya yang masih ada untuk dikubur di
tempat lain.
Di kuburan itu, kami
sudah menemukan 5 lubang galian, beberapa lubang tersebut masih belum sempurna,
bisa jadi ditinggalkan relawan karena hujan turun, bisa jadi juga karena memang
kemungkinan temuan mayat baru sangat kecil. Kami pun meneruskan galian pintu
gerbang alam kubur untuk para penghuni baru yang diperkirakan masih 30-40 orang
lagi yang tengah dalam pencarian.
Waktu menunjukan pukul
11.00. Diawali dengan kabut yang turun, perlahan air lembut membasahi kulit
ari-ari, dan akhirnya hujan turun dengan derasnya. Penggalian kubur otomatis
kami hentikan, karena percuma bila kami tetap menggali air hujan akan terus
menggerus permukaan tanah, apalagi tanah buangan dari galian kubur hanya kami
tumpuk di pinggiran liang. Kami pun berhenti.
Dari 9 orang penggali, 6
orang berpulang ke pos relawan, 3 orang masih berjaga di pekuburan,
berjaga-jaga bila saja mayat datang mendadak maka relawan siap siaga
mengebumikan korban ke pembaringan terakhir. 3 orang itu adalah, Mas Kasno, Mas
Min dan Mas Rois alias penulis sendiri. Kami berteduh di bawah terpal yang
didirikan seadanya, bertiangkan potongan bambu di empat sisinya.
Sambil menikmati hujan
turun, beberapa relawan evakuasi beranjak naik dari tempat kejadian longsor
yang terletak di bawah posko relawan, termasuk dibawah kuburan masal yang
tengah kami kerjakan. Relawan Basarnas dengan kaos orange berjalan massal,
beberapanya menaiki mobil tumpangan Basarnas, bahkan ada yang menunggangi mobil
PDIP yang turut mejeng. Demikian juga barisan TNI dan segenap relawan yang
ditempatkan di pemulasaran, identifikasi, mapun evakuasi, semuanya
diinstruksikan harus kembali ke posko masing-masing saat turun hujan. Tidak ada
yang menjamin keamanan mereka bila evakuasi dilanjutkan di tengah derasnya
hujan.
0 comments:
Post a Comment