Thursday, 8 January 2015


Berawal dari informasi kakak yang mengatakan bahwa longsor dukuh jemblung kecamatan karangkobar masih membutuhkan relawan tambahan. Hal itu wajar karena keterbatasan personlia yang silih berganti datang dan pergi. Dintara  relawan masih terikat dengan aktifitas kerja masing-masing. Bahkan ada yang menyempatkan minta cuti beberapa hari kerja demi keinginan mereka bergbung dengan Relawan Indonesia/Relindo. Dan saya sebagai pengangguran plus penyuka jalan2 rasanya tepat bila bergabung dengan teman2.

Rombongan Relindo Tengaran-Ungaran/ Kab. Semarang kali ini memberangkatkan 7 personalia. Edi, Minarto, Taufik, Joni, Darmin, Amin Rois dan Asif bin Rahim.

Dimulai dari Tengaran saya berkesemptan menyopir Panter setelah akh Joni mengeluhkan pandangan dan cuacanya yg tdk bersahabat. Hujan gerimis, malam hari, mobil tua dan wipernya tidak berrungsi dengan baik. Dengan segala keberanian saya pun menjadi sopir dadakan yang didaulat oleh akh Joni dan pak Darmin. Di jalur lingkar selatan kami sempat terhenti karena tronton yg sebenarnya kosong macet tepat di sisi kiri setelah lampu bangjo. Di Bawen kami mengangkut akh Minarto dan kemudian dialah yg memandu saya menyopir menuju ungaran, tepatnya Warung Soto Mantap Pak Rohim. Pak Rohim adalah pj Relindo ungaran yg sebelumnya telah mendahului kami k tkp bencana longsor. Di sana kami dibriefing singkat tentng gambaran umum medan tkp, cuaca dan persiapan2 lain.

Kami melanjutkan perjalanan, kapten panter kali ini dipegang oleh pak edi, dengan cekatan mobil kami mengaspal melalui bandungan - sumowono - wonosobo - dieng - batur hingga karangkobar. Kami sempat berhenti makan malam di wr. Gayatri. Tidak ada satupun dintara kita yang pernah ke tkp, alhasil, berkali2 kami turun menanyakan tkp, mmebangunkan penduduk 3-4 rumah untuk bertanya, ada yg sudah bangun tapi malah kami tinggal karena ingin bertanya ke tetangga lain. Jalan yg kami lalui sangat sulit, beberapa tanggul longsor sekalipun sedikit menuntut kewaspdaan sopir.


Kami pun sampai di kediaman Pak Sumaryo, mantan dewan dpr ri dari Partai Kita Semua. Keterbatasan daya faham dan lelah yg melanda membuat kami gagal fokus untuk menemukan posko pks. Beberapa kali kami mbolak-mbalik, bahkan stlah diberi ancer2 oleh sang mantan dewan. Eh, pak sumaryo orangnya sangat sederhana, bangun malam dan menunaikan sholat tahajud secara rutin, jadi tidak ada masalah ketika kami ganggu beliau saat kamo datang pukul 3 dini hari.

0 comments:

Post a Comment